Dumai, 20 April 2025 – IKS DUMAI
“Dari Dumai ke Agam, bukan sekadar perjalanan – tapi ziarah hati yang mempererat tali persaudaraan.”
Di tengah udara sejuk dan hamparan bukit hijau Kabupaten Agam, Sumatera Barat, iring-iringan kendaraan dari Dumai perlahan memasuki gerbang kota. Di dalamnya, rombongan Ikatan Keluarga Sakinah (IKS) Dumai datang bukan sebagai tamu biasa, melainkan sebagai saudara yang pulang menjemput peluk silaturahmi.
Kunjungan ini bukan sembarang lawatan. Ini adalah langkah besar IKS Dumai untuk merajut kerja sama, mempererat ukhuwah, dan memperluas cakrawala gerakan keluarga sakinah lintas wilayah. Dipimpin oleh tokoh kharismatik, Dr. H. Sunaryo, rombongan disambut hangat oleh Bupati Agam, Dr. H. Andri Warman, serta tokoh masyarakat Minangkabau lainnya.
Suasana pertemuan yang hangat dan penuh senyum itu menyiratkan satu hal: bahwa silaturahmi yang tulus tak pernah mengenal batas geografis. Ia menembus jarak, menyentuh rasa, dan menyatukan niat baik dalam ruang yang sama.
Bertemu Bukan Sekadar Bertatap, Tapi Bertukar Hati
Silaturahmi yang dilakukan IKS Dumai jauh dari kesan formalitas. Di dalamnya tersimpan harapan besar: bahwa dua daerah yang memiliki akar budaya kuat dan semangat kebersamaan bisa berjalan beriringan dalam membangun keluarga dan masyarakat yang harmonis.
Dalam sesi dialog yang berlangsung akrab, berbagai hal dibahas: dari nilai-nilai adat, tantangan keluarga di era digital, hingga upaya menjaga generasi muda dari pengaruh negatif zaman. Diskusi itu tidak kaku, melainkan hangat seperti obrolan antar keluarga besar.
“Kami datang dengan hati terbuka, dan pulang dengan hati yang lebih penuh,” ungkap salah satu anggota IKS Dumai yang hadir.
Menghimpun Nilai Adat dan Kearifan Lokal
Yang istimewa dari pertemuan ini adalah bagaimana dua daerah ini memiliki nilai-nilai budaya yang kaya – dan ternyata sangat serasi. Dumai dengan karakter Melayu-nya, dan Agam dengan kuatnya falsafah Minang yang mengakar: adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah. Nilai yang sama-sama menjunjung tinggi adab, akhlak, dan kehormatan keluarga.
Dalam dialog lintas budaya ini, IKS Dumai tidak hanya belajar dari Agam, tapi juga memperkenalkan program-program unggulan mereka: pembinaan keluarga, kajian rutin, serta kegiatan sosial berbasis keluarga. Interaksi ini menjadi awal dari potensi kolaborasi yang luar biasa di masa depan.
Oleh-Oleh Batin dari Ranah Minang
Setiap perjalanan silaturahmi pasti meninggalkan jejak. Namun bagi IKS Dumai, jejak itu bukan hanya kenangan – tapi semangat baru. Kepulangan mereka ke Dumai diiringi oleh oleh-oleh yang tak terlihat: ide, inspirasi, dan semangat memperkuat peran keluarga dalam pembangunan sosial.
Setelah pulang, berbagai rencana baru mulai disusun. Mulai dari studi banding nilai-nilai adat untuk diterapkan dalam komunitas, hingga wacana pertukaran budaya keluarga antardaerah. Semua itu lahir dari sebuah perjalanan sederhana, namun bermakna.
Dan yang paling menyentuh: banyak anggota IKS yang merasa seperti menemukan bagian lain dari diri mereka di tanah Minang. Seperti ada benang merah sejarah dan nilai yang mengikat dua wilayah ini. Bukan hanya secara geografis, tapi juga secara emosional dan spiritual.
Silaturahmi: Akar Kuat di Tengah Badai Zaman
Di tengah dunia yang makin sibuk, kadang orang lupa bahwa silaturahmi bukan hanya kebutuhan rohani, tapi juga solusi sosial. Ia menyembuhkan luka, memperbaiki jarak, dan menumbuhkan cinta di antara kita.
Kunjungan IKS Dumai ke Agam bukan hanya perjalanan organisasi. Ia adalah teladan. Sebuah contoh bahwa dalam membangun bangsa, keluarga dan budaya tak bisa dipisahkan. Bahwa kekuatan sebuah negeri bukan hanya ada di pusat kekuasaan, tapi juga di tangan-tangan keluarga yang saling menguatkan.
0 Comments